Minggu, 12 Juli 2015

Menjawab Pertanyaan 'HOROR'

Idul Fitri  adalah hari yang menggembirakan bagi muslim sedunia untuk bersilaturahmi ke rumah sanak saudara atau tetangga, apalagi bagi anak-anak yang ditunggu adalah THR dari paman, bibi, kakak dan saudara-saudara yang lainnya. Tapi lain cerita lagi bagi mereka yang sudah dewasa dan memiliki penghasilan kerap menjadi serbuan keponakan, adik dan saudara-saudaranya sering dimintai uang THR. Maklumlah kadang kala anak-anak tersebut ada juga yang disuruh oleh orang tuanya. Hehe…

Nah ketika menghadapi situasi tersebut mudah kali untuk dilalui, tinggal kita rogoh kocek lalu beri mereka uang. Kelar masalah, tapi lain lagi ketika menghadapi para orang tua dari anak-anak tersebut. Ketika sedang berkumpul dengan keluarga besar dalam suatu ruangan, ada satu moment yang membuat kita yang sudah dewasa (usia 24 tahun keatas) terkadang rasanya ingin beranjak dari obrolan tersebut. Ya keinginan itu terdorong hanya karena bibi atau paman bahkan orang lain bertanya seperti ini “kapan nikah?” ya pertanyaan ‘horor’ itulah yang mendorong kita untuk hengkang dari obrolan mereka. Kalau kita telisik lebih dalam menurut pemikiran saya, mereka yang bertanya “kapan nikah?” menjadi sebuah modus hanya ingin mengetahui status kita saja apakah jomblo atau enggak, kalau jomblo mungkin berharap bisa dijodohkan dengan anak mereka sesama jomblo, siapa tau jodoh. Haha… 
Situasi itulah terkadang membuat kita kesal, kikuk, bingung untuk menjawabnya.Pokoknya campur aduklah rasanya tuh.Nih ane akan berbagi bagaimana cara menjawab pertanyaan ‘horor’ tersebut.
Pertama ya jawab saja, namun menjawabnya seperti halnya seorang ilmuan dan katakanlah “Pertanyaan bagus.Saya telah meneliti tentang hal tersebut menggunakan rumus relationshipitas, namun ujicoba masih gagal di beberapa sektor unsur kimia karena senyawa proton di dalam atom-atom saya belum mampu terikat erat dengan senyawa electron di dalam atom-atom calon istri.Bisa dibilang, penelitian dan uji coba masih berlangsung.”Bergumamlah sedikit sembari menyentuh-nyentuh janggut dengan telunjuk.Usahakan ekspresi ente seperti sedang berpikir keras.Biar greget, pakailah kacamata dan congkel beberapa kata ala sains.Penjelasan panjang dan ribet sangat dianjurkan.

Kedua, menjawab pertanyaan ala mafia.Siap-siaplah dari rumah dengan memakai jas dan topi apaan tuh pokoknya topi yang biasa dipakai mafia.Sertakan pula empat orang bersenjata pistol mainan, ceritanya sebagai pengawal.Suruhlah para pengawal jadi-jadian itu untuk segera menodongkan pistol sekejap setelah ditanya.
Senyum dan katakan secara halus, “Coba ulangi pertanyaannya?”

Ketiga, jawablah pertanyaan itu selayaknya seorang Hacker.Pasang tampang cool atau setidaknya sok-sokan cool juga boleh. Sesekali kucek-kuceklah mata biar kayak orang yang kelamaan nebeng di depan layar monitor. Katakan, “Aku udah mencoba membobol password di komputer kapan, tepatnya di jaringan cintanya.Tapi firewall di lubuk hatinya punya sandi keamanan yang sangat kompleks.Mungkin dengan menambahkan beberapa script, aku akan berhasil, doakan aku kawan!”

Selanjutnya, jawablah selayaknya kita seorang pengacara.Terkejutlah dan katakan, “Atas dasar hukum apa pertanyaan anda?Pasal XXX menyebutkan bahwa hal tersebut sudah tidak kebal hukum dan bisa saya pidanakan dengan tuntutan atas pencemaran rasa terdalam.”

Yang terakhir jawablah secara syari’ah, karena selepas biasanya nuansa Ramadhan masih terasa.Senyum sumringah dan tambahkan kalimat dengan kata-kata Islami. Kalau perlu pakai Bahasa Arab sekalian, biar disangka lagi membaca doa penangkal pertanyaan kapan nikah.
Katakan, “Insya Allah, bila Allah sudah mempertemukan saya dengan ikhwan/akhwat yang beriman.”

Kalau ente semua gak bisa berlagak seperti yang disebutkan tadi, jawablah seperti biasa saja.Cukup pasang tampang seperti biasa, nggak perlu diganteng-gantengin atau dicantik-cantikin.Soalnya tampang ente ya gitu-gitu aja.
Katakan, “Wah, belum ketemu jodoh, tante.”
“Nggak tahu kapan.”
“Besok, entah kapan.Doain aja yak.”

Serius amat baca tipsnya. Haha… kali ini saya akan berbagi jurus jitu dan serius ini mah. Jurus ini bisa dilakukan setiap tahun menjelang atau setelah Idul Fitri, berharap menjadi realita dan do’a karena adanya repetition (pengulangan). Kita gak usah repot repot mencegah orang lain untuk tidak melontarkan pertanyaan horror ‘kapan nikah?’.Kita hampiri saja orang tua kita dan pastikan keadaan mereka sedang tenang, santai.Lalu briefing mereka dan katakan saja langsung “ayah, ibu… anakmu ini sudah menginjak usia 20 tahun lebih, tentu tatkala nanti berkumpul berasama keluarga besar. Mereka akan bertanya tentang status saya yang masih saja asyik menyendiri, mungkin ayah dan ibu juga merasa khawatir dengan hal tersebut? jangan khawatirkan itu karena toh jodoh sudah Allah persiapkan yang pantas untuk saya. Ibu dan ayah pasti berharap mendapatkan menantu yang terbaik, bukan?Maka dari itu dengan kerendahan hati anakmu ini mohon dido’akan untuk urusan jodoh. Gak hanya itu tentu kita juga harus berusaha, ayo mari kita sama sama memantaskan diri untuk menyambut orang yang terbaik tersebut. Barang tentu anakmu tercinta ini sedang dan terus berusaha berbenah serta memantaskan diri untuk calon pendamping hidup nanti, begitu pun dengan ayah dan ibu.Kalau hanya saya saja yang berusaha belumlah maksimal tanpa usaha dari kalian, saya juga meminta supaya ibu dan ayah memantaskan untuk menjadi bagian keluarga yang terbaik.Yang harus kita perbaiki mulai sikap kita, ibadah kita,perbaiki dan tingkatkan sebaik mungkin. Dengan begitu maka akan semakin kuatlah kita bisa menjadi bagian dari keluarga terbaik di hadapan Allah. Insya Allah…”
Silahkan saja kalimatnya bisa diimprovisasi sendiri, yang menjadi point utamanya yaitu sama sama memantaskan diri dan memperbaiki kualitas ibadah kepada Allah, karena kalau hanya kita saja yang berusaha tanpa dibarengi oleh usaha orang tua takutnya kurang maksimal usaha tersebut. Kalau kata kang Dede Yusuf mah “hayu urang babarengan”.Sebenarnya, tidak ada jawaban pasti untuk menjawab pertanyaan ‘kapan nikah’, karena masa depan adalah rahasia Allah.

Senin, 29 Desember 2014

Kisah Bunga desa bertemu dengan seorang Qiro'at.

Dilahirkan di sebuah kampung kecil menjadi tantangan tersendiri bagiku, ya di kampung Babakan Pajagalan Kecamatan Garut kota Kelurahan Sukamentri Kabupaten Garut, dimana disebuah gubuk yang begitu padat dan hampir setiap rumah antara rumah satu dan yang lainnya saling berdempetan dan tepat di RW 5 RT 4 seorang anak laki-laki terlahir tentu dengan membawa tugas. Lahir sebagai anak sulung tentu tanggung jawabnya besar dan lebih menantang. Memiliki satu adik perempuan yang seharusnya ada empat, karena ibuku dulu setelah melahirkan aku dia mengalami hamil kembar dua kali. Jadi adik perempuanku yang masih ada sampai saat ini, dia kembar sejodo. Dan yang kedua kalinya ibu mengandung kembar lagi berjenis kelamin laki-laki dua-duanya. Namun sayang kedua adik jagoanku itu meninggal di usia seminggu. Oiya nama saya Ridwan Maulana hari sabtu adalah hari yang bersejarah bagiku, tepat tanggal 24 Maret tahun 1990 saya hadir di dunia, entah bidan siapa yang membantu ibuku melahirkan, eh.. btw dulu belum ada bidan kali ya? Haha… dulu sih namanya Paraji. Katanya sih aku waktu kecil ririwit banget, tau gak ririwit? Artinya gampang sakit-sakitan. Bahkan dulu aku hampir seminggu sekali harus check up ke dr.Ertina dan sampai sekarang dokter itu masih buka praktek yang beralamat di Jalan Ahmad Yani deket salah stu foto studio disana dan bahkan tempat praktenya aja persis kayak dulu,kebayangkan klasik banget tuh tempat. Sesekali aku sering kesana untuk sedikit mengenang masa masa rirwit.


Oke segitu dulu mungkin menceritakan tentang diriku, oiya keluargaku bisa disebut sederhana karena rumahku tak begitu besar bak istana yang penting bisa melindungi dari terik matahari dan hujan. Ayahku seorang pedagang dan ibuku sama pedagang. Sedikit aku akan menceritakan tentang ayahku dulu, ia adalah seorang santri di salah satu pesantren tempat ia dilahirkan yakni di kampung Ciparay Suci Kecamatan Karangpawitan Garut. Ia sesorang Qori’ seangkatan Muammar ZA, Chumaidi dan Qori-qori’ lainnya. Jujur saja aku bangga punya ayah seorang Qori’ yang katanya dulu sempat belajar bareng bersama Muammar, ayahku pernah bercerita tentang kehebatan Muammar ketika itu beliau pernah membacakan Al-Fatihah dalam satu tarikan nafas dengan liukan-liukan lagu dalam seni membaca Al-Qur’an. Kebayang gak? Pasti gak kebayang da gak liat langsung. Hehehe… Dan sekarangpun nama Mummar masih tetap terpatri, bahkan menjadi rujukan beberapa Qori’ dan Qori’ah dalam seni membaca Al-Qur’an, darisanalah ayahku sering mendapat tawaran untuk menjadi Qori’ dari mulai pengajian-pengajian dari kampung ke kampung hingga ke acara pernikahan dan khitanan hingga ia sering mengikuti lomba tilawatil Qur’an dari mulai tingkat kecamatan, kelurahan hingga kabupaten dan pernah juga menjadi peserta tilawatil Qur’an antar Provinsi. 

H. Muammar ZA Qori' terbaik Nasional

Dan dalam ajang tersebut ayahku bertemu kembali dengan teman lamanya yakni Muammar yang ternyata menjadi rivalnya, kebayang dong udah beberapa puluh tahun gak ketemu terus ketemu lagi dalam sebuah perlombaan dan menjadi lawan. Karena sudah merasa seperti saudara, tentu keduanya tidak menganggap satu sama lain sebagai musuh. Hingga akhirnya perlombaan tersebut dimenangkan oleh Muammar yang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya, aku sempat bertanya pada ayahku “pa, zaman dulu udah ada kamera belum sih?” mungkin kalau zaman sekarang ketika ketemu dengan tokoh terkenal atau pesohor pasti difoto dan update di medsos. Hehehe… karena zaman dulu belum ada Facbook, Twitter, Instagram, BBM dan medsos lainnya. Ayahku menjawab “ada, cuman foto-fotonya gak tau kemana karena bapa gak dikasih fotonya sama orang yang moto. Hehe…” yaaa jadi gak bisa memperlihatkan bukti fisiknya kalau bapaku pernah menjadi rivalnya Muammar, tapi setidaknya dari cerita bapa aku bisa mengetahui cara belajarnya Muammar ketika sedang berlatih Qiro’at. Dari bakat dan track record ayahku setidaknya darah seni tilawatil Qur’an mengalir pada persendianku, sehingga ya aku bisalah sedikit-sedikit mh Qiro’at hehe… nati aku ceritain bagaimana perjalananku belajar tilawatil Qur’an. Itu tentang ayahku, oiya nama ayahku Nono Priyatno.
Sekarang aku akan bercerita tentang ibu. Ia terlahir dari orang tua yang berlatar belakang petani, nama ibuku seperti nama istri Rosul yakni Siti Aisyah hehe… tapi aku lihat di ijazahnya tertulis Aisyah, entah kenapa bisa begitu. Well, usia ibu dan ayahku terpaut jauh sekali hampir 10 tahun bedanya, tentu lebih tua ayahku. Ibuku juga seorang pedagang, kalau dulu ia menjajakan kue-kue basah atau gorengan di sebuah pabrik yang sekarang menjadi pabrik pembuatan bulu mata palsu yang terletak di dekat bundaran suci. Karena berdagangnya itu, aku jarang sekali mendapat kecupan manis yang hinggap di dahiku ketika berangkat ke sekolah bahkan sejak dari Taman Kanak-kanak, karena sebelum sekolah SD aku sekolah TK dulu mungkin sekarang ya semacam PAUD atau TK pada umunya zaman sekarang.

Lumayan cukup lama juga ibu berdagang di pabrik itu, sehingga ketika aku menginjak bangku Sekolah Dasar sudah terbiasa ketika berangkat sang ibu sudah gak ada di rumah, dan ayah pergi ke pasar untuk berdagang juga. Dulu ibu pernah bercerita ketika masa-masa gadisnya, mungkin kalau bahasa anak muda zaman sekarang playgirl. Ya ma mom was a playgirl. haha… itulah ibuku, karena sejak muda ia menjadi Bunga desa ketika itu hingga muncul kekhawatiran dari kakekku dan akhirnya kakek berniat menjodohkan ibu dengan ayahku dengan harapan mungkin anaknya akan lebih baik jika bersuamikan yang berlatar belakang seorang santri. Hingga dikenalkanlah ayahku kepada ibu oleh kakek yang ketika itu ia kenal ayah dari seorang temannya yang juga seorang sesepuh pesantren disana.

Dari sana ayah dan ibu saling mengenal hingga mereka bisa sampai saat ini menjalin rumah tangga yang SAMARA, tentu tidak mudah bagi ayah untuk meluluhkan hati ibu yang menjadi primadona desa kala itu. Ada satu kejadian yang unik dari pengalaman kedua orang tuaku, suatu hari ayah ya ceritanya ngapel ke rumah ibu dengan gaya serta dandanan zaman dulu taun 80an. Kedatangan ayah diketahui oleh ibu sehingga ibu langsung mengambil seribu langkah untuk menjauh dari ayah, karena dulu ibu gak mau dijodohkan dengan ayah, sehingga ia selalu menjauh dari ayah. Bahkan karena sering dijauhi oleh ibu, ayah sering menitipkan beberapa makanan untuk ibu. Baiknya ibu ketika mendapatkan makanan kecil dari ayah, selalu ia bagikan ke teman-teman satu gengnya hehe… bahkan kenakalan ibu zaman dulu pernah menjadi sebagai tukang palak laki-laki yang menyukainya, malak disini bukan berarti layaknya seorang preman atau pemalak di terminal, tapi ibu selalu mewakili suara teman-temannya untuk sekedar meminta makanan kecil. 

Begitulah kenakalan zaman ibu dulu Hahaha…, kembali ke kisah asmara kedua orang tuaku. Karena kelakuan ibu yang katanya selalu merebut pacar orang lain, hingga banyak sekali wanita lain memarahi ibu dan bahkan sampai bertengkar ala-ala perempuan zaman dulu. Darisanalah ibu mulai sadar akan kelakuannya sehingga kakek memutuskan untuk tidak terlalu sering mengijinkan ibu keluar rumah dan seiring waktu pula ibu menyadari bahwa kalau tidak menuruti keinginan orang tua akan menyebabkan hal yang tidak diinginkannya. Hingga akhirnya kedunya memutuskan untuk membangun rumah tangga yang bisa membahagiakan kedua orang tua mereka masing-masing. Dan Alhamdulillah hingga saat ini pernikahan kedua orang tuaku bahagia meskipun tidak menutup kemungkinan ada beberapa kesalah pahaman diantara mereka. Kedua orang tuaku pernah berpesan, “kalau melakukan sesuatu harus libatkanlah Alloh meskipun diperjalanan pasti saja ada ujian dan tantangan. Tapi yakin ketika kita berada dalam aturan-Nya niscaya Ia akan senatiasa menolong hamba-Nya dengan cara yang tak pernah terpikirkan oleh kita.” Itu dulu ya yang bisa aku ceritain tentang orang tuaku, belum lagi tentang adikku, sampai ketemu di cerita selanjutnya see ya…. :)

Kamis, 03 Oktober 2013

Celotehan pegawai batu nisan

Begini ceritanya, ketika sepulang jum`atan seperti biasa saya rebahkan tubuh ini sambil sesekali mendengarkan musik kesukaan, tanpa disadari sayapun tertidur. untungnya bibi saya membangunkan untuk menagih janji kepada saya (kayak hutang za) he...
ya, bibi saya mengingatkan janji saya untuk mengantarnya ke sebuah toko batu alam untuk memesan batu nisan yg dperuntukkan almarhum suaminya yg telah lama meninggalkannya

singkat cerita sampai lah di toko yg dimaksud, dan datanglah salah satu pegawai toko itu. tanpa banyak obrolan lagi, bibi sayapun memesan batu nisan yg sudah diniatkan seminggu yg lalu. sebelumnya bibi sayapun memilih batu nisan yg cocok, dan sembari memilih sayapun sesekali memegang.
dan harganya kisaran dari 100rbu samapai ada yg 500rbu.waaaw... hanya untuk mayat saja harga segitu.
dapatlah salah satu batu nisan yg bibi saya dirasa cocok, sambil menuliskan pesanan batu nisan bibi saya.sambil sedikit senyum peagwai itu berkata
"gk sekalian pesan juga batu nisan buat akang? atau teteh mungkin?"
sejenak saya terdiam (kalo kata bahasa sunda mh olohok) hehe....

tanpa dihiraukan celotehan pegawai itu, kami beranjak pulang kembali ke rumah, karena butuh satu minggu untuk mengukir nama jenazah. sebelum sesampainya di rumah, ternyata dijalan saya mendapatkan kejadian yg tak terduga. Bahwa motor yg kami tumpangi nyaris saja bertabrakan dg kendaraan lain yg membuat kami shock dan speechless. dan ternyata kami baru ingat akan celotehan pegawai batu nisan tersebut yg menyarankan utk memesan batu nisan dari sekarang. mungkin si pegwai itu mengingatkan bahwa maut itu tak ada yg tau kapan akan menemui kita, hmm... yg pasti kami sangat berterima kasih kepada si pegawai tsb. karna sudah mengingatkan kami akan kematian, meskipun hanya sebatas gurauan dan celotehan
bukankah semua mahluk yg bernafas akan menemui kematian?

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami
kamu dikembalikan."
QS. Al Ankabuut (29) : 57

mudah mudahan bermanfaat
it's my experience
salam prepare to pass away

TERJEREMBAB DALAM "KEMELEKATAN" part 4

Setelah tau ciri ciri ketika kita mengalami KEMELEKATAN, apakah anda termasuk orang yang MELEKAT?  Silahkan saja Tanya pada diri anda sendiri. Karena saya sangat merasa kasian dan khawatir ketika siapapun yang mengalami KEMELEKATAN maka akan menderita selama menjalaninya. maka bagi anda yang MELEKAT terhadap sesuatu, segeralah lepaskan dan MELEKATLAH sewajarnya! Jangan jauh jauh dech ngomongin orang lain, lhaa saya sendiri mengalaminya tidak hanya terjerembab dalam kemelekatan dalam hal keberangkatan ke Pangandaran. Saya juga terjebak dalam KEMELEKATAN dalam hal percintaan. Beberapa tahun kebelakang saya  mencintai seorang wanita dan dia saya TEMPELKAN kuat sekali dalam batin dan kehidupan saya. Sehingga ia menjadi bagian dalam diri dan kehidupan saya, hingga saya mengalami KEMELEKATAN yang sangat akut sekali. Lalu apa contohnya kalau sesuatu itu atau orang yang kita cintai sudah menjadi bagian diri kita? Terkadang kalau orang yang sedang dimabuk cinta atau sedang menikmati indahnya kisah cinta biasanya tingkah dan ucapan merekapun seolah seperti orang yang benar benar ‘mabuk’

Contoh kalimat yang sering diucapkan oleh orang yang sedang dimabuk cinta seperti ini: “ENGKAULAH HIDUPKU, ENGKAULAH NYAWAKU. KAULAH SEGALANYA, KAMULAH SATU-SATUNYA, AKU TIDAK BISA HIDUP TANPAMU, KAMU HIDUP DAN MATIKU. Preeeett Ahhh  hehhe … apalagi mengaku secara sadar kalau mereka telah melekat. Contoh kalimatnya seperti ini ‘RASA RINDUKU SELALU MELEKAT KEPADAMU’ Ini seperti saya waktu dulu ya, sering kali saya ucapkan kalimat kalimat seperti yang diatas. Dan ketika saya sudah benar benar serius ingin segera menikahinya. Lalu apa yang terjadi? Justru wanita yang saya cintai itu malah menikah dengan orang lain, malahan saya mengalami hal ini sudah dua kali. Kebayangkan betapa MELEKATNYA saya kepada wanita itu? Dan yang lebih parahnya lagi tidak hanya saya yang MELEKAT, wanita itupun sama sampai sampai dia sudah menikahpun masih MELEKAT kepada saya. Karena ketika saya terakhir ketemu dengannya ia sudah memiliki seorang putra. Dan yang membuat ia masih MELEKAT, ketika anaknya itu bernama RIDWAN ya sama dengan nama saya. Alasannya ternyata ketika itu ia hanya ingat kepada saya (waaahhh…. Jadi terbang nieh idung) hehe…

Setelah saya mengenal beberapa teman di FB, akhirnya saya sadar bahwa saya divonis KEMELEKATAN stadium akhir hehe…  dan perlu kita sadari kita harus lebih MELEKAT kepada-Nya yang menciptakan kita, wanita, dan seisi dunia ini. Saya copas nieh kutipan dari mas Arif teman saya di FB.
Karena sesuatu selain TUHAN YANG MAHA ABADI, pasti akan musnah. Suami, istri, uang, rumah, mobil, sepeda motor semuanya tidak abadi. Anda pun juga tidak abadi dan akan sirna meskipun uang, mobil, rumah, istri, suami dan sebagainya masih ada. Siapapun yang berharap kepada sesuatu yang tidak abadi bersiaplah kecewa. Saya sangat prihatin dengan beberapa lagu bertema cinta yang secara tidak langsung mengajarkan kemelekatan terhadap makhluk. Syairnya kurang lebih begini : “Kaulah darahkuuu, kaulah nadikuuuuu, kaulah jantungkuuu, kaulah napasskuuuuu … kaulah hidupkuuuuuu, juga matikuuuuu”. Padahal subyek yang dimaksud bukan Tuhan yang MAHA ABADI. Anda sudah bisa tebak apa yang akan terjadi jika sang kekasih pergi? Sudah pasti akan sangat menderita karena ia sudah sangat melekat dengan kekasihnya itu. Ya, bisa jadi akan bunuh diri. Dan bukankah anda pernah mendengar atau melihat informasi dari media tentang kasus bunuh diri gara-gara patah hati? Itu adalah fenomena KEMELEKATAN.

Sudah jelas kan betapa bahayanya KEMELEKATAN itu? So, dari mulai sekarang bolehlah kita MELEKAT kepada mahluk-Nya tapi yang sewajarnya saja, karena  KEMELEKATAN berlebihan sama saja kita MENUHANKAN. MELEKATlah kepada DIA yang menciptakan alam semesta ini, DIA Yang Maha Abadi, tempat bergantung semua mahluk. Mari kita belajar dari tukang parkir yang menyadari bahwa segala sesuatu itu hanya TITIPAN SEMENTARA. Tukang parkir itu banyak kendaraan tapi tidak sombong dan ketika diambil satu-satu kendaraannya dia  tidak merasa kehilangan. Mengapa? KARENA HANYA YANG MERASA MEMILIKI LAH YANG AKAN MERASA KEHILANGAN. Sadari bahwa segala sesuatu di dunia ini hanya inventaris dari TUHAN YANG MAHA MEMILIKI. Kita sesungguhnya bukan pemilik sebenarnya, kita hanya MERASA MEMILIKI. Bukankah tubuh kita pun hanya titipan? Mari kita renungkan friends.

Catatan ini saya persembahkan terkhusus untuk sahabat saya mas Arif yang benar benar menyadarkan saya dan memberikan pencerahan mengenai kehidupan ini. Saya ucapkan banyak terimakasih terutama dan yang paling utama kepada-Nya yang memberikan rasa kasih sayang sesama mahluk, dan DIA yang menuntun saya untuk menuju kepada kehidupan yang lebih baik. Meskipun saya sempat terjerembab dalam KEMELEKATAN, tapi saya ikhlas menerima. Terimakasih juga untuk teman teman yang sudah rela meluangkan waktunya untuk membaca note saya dan tak sedikit yang memberikan komentarnya, sehingga menghantarkan saya untuk lebih belajar banyak lagi menulis.
***

Sampai jumpa di note selanjutnya…
_/|\_
Terimakasih mudah mudahan bermanfaat

TERJEREMBAB DALAM "KEMELEKATAN" part 3

Dengan lika liku yang permasalahan yang membuat mumet pikira dan menguras tenaga, akhirnya kami berangkat ke Ciamis dengan teknis keberangkatan berkumpul di kampus. Disini mulai permasalahan baru kami temui ketika sebelum keberangkatan, dimana pihak HIMADIKSARIS keukeuh meminta pertanggung jawaban dari kesalahan yang dilakukan oleh panitia sekaligus ingin berdiskusi dengan dosen yang bersangkutan hingga memakan waktu sampai kamipun telat berangkat. Singkat cerita tibalah di tempat yang kami tuju, disana kami mulai mengalami efek dari KEMELEKATAN dengan ditandai adanya pembatalan kunjungan ke tempat rehabilitasi para korban kenakalan remaja tersebut yang ini mengakibatkan pula mengurungkan niat untuk pergi rekreasi ke Pangandaran dengan berbagai alasan yang terkesan sudah disetting sedekian rupa. Dan untuk keamanan saya tidak bias menceritakan apa yang menjadi alasan kenapa tidak jadi ke tempat rekrasi tersebut, karena ini menyangkut privacy.

Ok…. Singkatnya pilihan kami akhirnya jatuh ke suatu tempat yang ada disekitar Panjalu yang masih daerah Ciamis tepatnya di Situ Lengkong dan itupun berdasarkan saran dari dosen. Tapi apa yang terjadi disana sungguh diluar perkiraan panitia, waw ternyata mahasiswa lain kecewa dengan hidangan menu yang disediakan oleh rumah makan di tempat itu. Hmmmmm mungkin selain dari akibat KEMELEKATAN, terkesan ada permainan yang dibuat oleh ‘panitia’ selain kami. Ssssttt…… jangan dibahas yaa siapa ‘panitia’ selain kami itu dan mengakibatkan bertambahlah penderitaan mahasiswa tersebut. Sudah mah gak jadi ke Pangandaran, terus ditambah lagi dengan hidangan yang tidak memuaskan. Membuat kami selaku panitia lebih menderita lagi dengan cercaan dari mahasiswa yang lain dan menuntut uang yang sudah diberikan .


Whaaaat???? Uang kalian itu sudah diberikan ke pihak travel, masa mau diminta lagi…
capeee deeehhh…. Disanalah akhirnya saya pribadi selaku panitia diantara kedua kelas tersebut menyadari betapa menderitanya akibat dari KEMELEKATAN yang menjadi bagian dari diri kami khususnya saya pribadi, karena terlalu MEMAKSAKAN kehendak dan keinginan yang menggebu itu telah MELEKAT dan menjadi bagian dari diri panitia masing masing. Hingga ya begitulah yang kami alami selama diperjalanan sangant menderita, dan tak hentinya celaan dan cercaan dating dari mahasiswa lain yang menilai panitia terkesan tidak becus memanage  waktu, padahal panitia hanya korban ‘kebijakan’ dosen bersangkutan.

Huh... malang nian nasib panitia, udah mah cape ngatur acara, mengkoordinir kamahasiswa dan ditempat rekreasi harus menderita akibat cercaan dari mahasiswa yang lain. Ok… kami akui khusunya saya psibadi mengaku bahwasannya kami terjerembab dalam KEMELEKATAN.  Mungkin dari note pertama sampai nnote kedua ini teman teman cape memperhatikan beberapa kejadian yang dialami saya hehe… dan pasti menimbulkan pertanyaan. Jadi apa cirri cirri kita mengalami KEMELEKATAN? Iya kan??

Nie saya berikan ciri ciri bila kita mengalami KEMELEKATAN, ini juga saya dapatkan dari mas Arif.
Ciri bila kita mengalami kemelekatan adalah ketika kita merasa sesuatu itu sudah menjadi bagian diri kita. Sehingga apabila kehilangan sesuatu itu serasa kehillangan bagian tubuh kita. Kita juga secara tidak sadar MENUHANKANnya. Ingin agar sesuatu itu terus ada, tidak pernah rusak dan kita miliki selamanya. Nah sekarang mari kita evaluasi, apa saja yang sudah kita perlakukan seperti itu? Coba beri skala 0-10 untuk mengukur sejauh mana anda mengalami kemelekatan dengannya. Nilai 0 adalah sama sekali tidak melekat dan nilai 10 adalah sangat melekat sekali. Semakin banyak hal-hal yang anda lekatkan ke diri anda maka semakin banyak hal yang bisa membuat anda menderita suatu saat.

Sudah tau kan ciri ciri bila kita mengalami KEMELEKATAN? Sekarang tanya pada diri pribadi masing masing apakah anda mengalami KEMELEKATAN?
Hanya diri anda sendiri yang bisa menjawabnya…

Bersambung ke part 4

TERJEREMBAB DALAM "KEMELEKATAN" part 2

Selamat datang di note yg ke- 2 ini dan bagi yang baru membaca note kedua ini, alangkah afdolnya baca terlebih dahulu note yang bagian pertama! hehe... sekarang dapat dipahami kan judulnya?
setelah dapat komentar dan kritikan yang membangun. But i just wanna say thanks very much, jadi sebuah pelajaran.
Yups disini saya akan menceritakan pengalaman hidup pribadi saya yang sempat terjerembab dalam KEMELEKATAN. begini ceritanya:

Awalnya sieh ada tawaran dari dosen untuk mengunjungi salah satu tempat rehabilitasi para pecandu narkoba sekaligus ke tempat pesantren milik dosen tersebut yang ada di Ciamis, tepatnya di Panumbangan. berhubung darisana dekat ke Pangandaran, so kamipun merencanakan untuk berwisata kesana. Kalau menurut pribahasa mah "sekali dayung dua tiga pulau terlampaui" jadi sambil mencari ilmu dan pengalaman, kita juga bisa bermain di pantai Pangandaran. Singkat cerita kelas sayapun menyetuji tawaran dari dosen bersangkutan, sebab memang benar adanya kalau hanya teori saja tidak afdol jika tidak tidak disertai dengan praktik.

Jadi kelas saya mengunjungi para korban kenakalan remaja tersebut karena ini ada keterkaitannya juga dengan materi mata kuliah. Susunan panitiapun segera disusun termasuk saya juga sebagai penanggung jawab transportasi dan korlap, namun dari awal kebanyakan dari kelas saya excited ke Pangandaran (disini mulai timbul KEMELEKATAN) sehingga panitia sangat disibukkan untuk mendapatkan izin dari pihak lembaga. Ditengah persiapan itu mulai timbul masalah dengan adanya issue bahwa dari HIMADIKSARIS (himpunan mahasiswa pendidikan bahasa Inggris) tidak akan memberikan izin untuk keberangkatan kami. Tapi kami selaku panitia keukeuh bahwasannya study tour ini harus bisa dilaksanakan meskipun harus "bobolokot kesang". what the meaning bobolokot kesang? hehe...

Disini kami selaku panitia bersikeras untuk bisa menggulirkan program tersebut, sampai sampai kami mengubah tema acara demi mulusnya perizinan dari pihak lembaga (mulai meradang KEMELEKATANNYA). Dan diputuskan tema acaranya bukan study tour, tapi rekreasi. Akhirnya pihak lembagapun memberikan izin setelah panitia termasuk saya merubah tema acara dengan agenda yang sama yaitu study banding ke tempat rehabilitasi para pecandu narkoba tersebut. Tapi kalau boleh jujur, dari sekian mahasiswa yang ikut study banding itu mayoritasnya  hanya ingin bermain di Pangandaran saja (hayooo... pada ngaku nieh yang ikut kesana!) hehe...

Pada intinya dari semua prosedur yang harus kami tempuh itu dengan cara MEMAKSAKAN kehendak dengan segala cara yang penting bisa jadi rekreasi, tanpa menghiraukan efek nanti yang akan timbul. Dan benar saja akibat MEMAKSAKAN dan terlalu MELEKAT dengan keinginan itu, masalahpun mulai timbul dari mulai travel, mahasiswa yang masih galau antara mau ikut atau enggak, terus lagi masalah yang paling teramat rumit ketika dari pihak HIMADIKSARIS yang mempertanyakan legalitas izin dari prodi yang masih meragukan dikarenakan cap prodi dianggap meniru karena pihak prodi tidak merasa memberi cap tersebut (padahal panitia tidak membuat cap palsu). Masalah ini paling complicated, karena besoknya kita berangkat.

Singkatnya karena saking ngotot untuk menggulirkan acara tersebut, sehingga kami selaku panitia merasa bahwa sesuatu keinginan itu sudah menjadi bagian diri kita. Dan itulah salah satu ciri dari KEMELEKATAN.

bersambung ke part 3

TERJEREMBAB DALAM "KEMELEKATAN" part 1

Ketika membaca judul diatas mungkin teman teman bingung dan bertanya tanya tentang apa itu KEMELEKATAN, iya kan? hehe....
sebenarnya sieh ini bukan pure catatan saya sendiri, tapi saya mix and matchkan antara ilmu yang saya dapatkan dengan pengalaman yang saya alami dalam kehidupan ini. oke sebelum saya berbagi pengalaman saya disini saya akan memberikan definisi tentang KEMELEKATAN, kata KEMELEKATAN ini pertama kali saya dapatkan dari note teman saya di fb yang notabene beliau adalah  seorang yang luar biasa dalam pakar quantum. mau tau orangnya siapa?? tapi sebelum mengethaui siapa orangnya, lebih baik teman teman baca dulu definisi mengenai KEMELEKATAN! cekidot...


Apa sih kemelekatan itu? Baik, Saya berikan sebuah ilustrasi saja. JANGAN DILAKUKAN, CUKUP DIBAYANGKAN SAJA!. Begini, misal anda ambil dua lembar kain masing-masing ukuran 2 cm x 3 cm. Tempelkan kain yang satu dengan LEM KERTAS BIASA di betis kanan anda. Biarkan mengering di situ. Kemudian, tempelkan juga kain yang kedua di betis kiri anda dengan LEM SUPER KUAT. Biarkan mengering di situ. Setelah beberapa saat kemudian anda lepaskan kain yang direkatkan dengan menggunakan LEM KERTAS BIASA. Kira-kira bagaimana RASANYA? Lalu setelah itu coba lepaskan kain yang anda rekatkan dengan LEM SUPER KUAT. Kira-kira bagaimana RASANYA? Saya yakin melepaskan kain yang direkatkan dengan lem super kuat akan MENYAKITKAN dan MENYENGSARAKAN. Ingat sekali lagi, ilustrasi itu bukan untuk dilakukan. Cukup dibayangkan saja!


Kemelekatan adalah kita “MENEMPELKAN” SESUATU KEPADA DIRI KITA atau sebaliknya. Nah derajat kemelekatan itu tentunya berbeda-beda. Ada yang menempelnya dengan lemah, sedang bahkan ada yang sangat kuat sekali. Lalu apa hubungannya dengan persoalan kehidupan? Dalam kehidupan kita menempelkan banyak hal kepada diri kita baik di sadari ataupun tidak disadari. Nah repotnya jika kita tanpa sadar menempelkan sesuatu yang sangat kuat kepada diri kita. Akibatnya apa? PENDERITAAN HIDUP. Semakin melekat, semakin menderita!


itulah sedikit definisi mengenai KEMELEKATAN, sudah jelas kan? sebenarnya sieh masih panjang lagi definisinya, sebenarnya kalau saya copas semua bisa bisa saya disebut plagiat dong (padahal iya) hehe....
dan note itu ditulis oleh mas Arif RH melalui akun fbnya, nanti juga teman teman bisa mengenal beliau, karna nanti di note ini saya akan tag fb beliau.
lalu apa hubungannya KEMELEKATAN dg pengalaman pribadi saya?
penasaran yaaaa??
nanti saya di bagian kedua saya akan berbagi pengalaman saya mengenai terjerembabnya saya dalam KEMELEKATAKAN.

bersambung ke part 2...

BEWARE!

saya punya temen yang sudah pacaran selama hampir 3 thn lebih, tpi beberapa bln kemaren mereka baru saja putus. apa yang menjadi penyebab mereka bisa putus??
padahal sangat disayangkan sekali kisah cinta yang dirajut selama 3 thn lebih sejak dari SMA, sebenarnya bukan pertengkaran atau kecemburuan yg menyebabkan mereka putus, karena wajar saja dalam hubungan LDR (Long Distance Relationship) sering terjadi hal seperti itu dan masalah tersebut adalah bumbu dari sebuah hubungan.

lalu apa yg menyebabkan mereka putus?
simple saja, KEMELEKATAN lah yg menyebabkan meraka putus. yaa mungkin diantara mereka gk ada yg sadar bahwa mereka sudah MELEKAT satu sama lain terhadap pasangannya. contoh kasus mereka sudah MELEKAT ialah ketika perempuannya main bersama teman teman, dan si laki laki ini ingin mengetahuinya yaa memang wajar. tapi lain masalah lagi kalau laki lakinya ini meminta agar pasangannya mempostingkan tempat ia bermain bersama temannya di jejaring sosial. inikan sudah berlebihan, secara tidak langsunng si laki lakinya tidak percaya kepada pasangannya.

terus apa hubungannya dengan KEMELEKATAN??
yaa itu tadi, sifat serta sikap dari laki laki itu sudah termasuk kategori MELEKAT yang sangat akut.
mungkin kalau toh mereka saling percaya satu sama lain, dengan memberitahu kalau diantara mereka mau kesana kemari itukan sudah cukup, gk perlukan harus memposting tempat mainnya bersama teman teman. dan yang lebih parah lagi si laki laki itu meminta agar teman teman pacarnya itupun harus difoto dan dipostingkan pula.

mungkin si laki laki tersebut tidak sadar kalau hal itu sangat berlebihan, dan itu menununjukkan dia telah menempelkan rasa cemasnya kepada pacarnya yang menyebabkan merasa sesuatu yang sudah ditempelkan itu sudah menjadi bagian dari dirinya (laki laki). Sehingga apabila kehilangan sesuatu itu serasa kehillangan bagian tubuhnya (laki laki), itulah ciri ciri orang yg telah terjebak dalam KEMELAKATAN.

padahal kalau secara sepintas melihat kasusnya itu merupakan hal sepele, tapi dari hal sepele itu terkadang menjadi masalah besar kalau kita tidak AWARE terhadap masalah tersebut. sadarilah apa yang ada dan kita miliki saat ini tidak akan abadi, kita boleh saja TEMPELKAN rasa sayang kepada sesama mahluk dengan batasan yang sewajarnya saja. karena hanya DIA yang maha kekal yang wajib kita cintai sepenuhnya dan seutuhnya serta MELEKATlah kepada-Nya yang memberi rasa kasih dan sayang terhadap sesama mahluk-Nya.

setelah mereka putus, si perempuannya move on disertai rasa  IKHLAS dan PASRAH atas apa yang menimpa dirinya yang mengahantarkan ia mendapatkan seorang pengganti mantannya itu. dan sekarang meskipun si perempuannya harus menjalani kisah cinta yang sama dengan sebelumnya yaitu harus menjalani hubungan  LDR (Long Distance Relationship). tapi saya perhatikan mereka  akur akur saja, bahkan si perempuannya lebih menikmati kisah cintanya. kuncinya hanya satu yaitu IKHLAS dan PASRAH, dan ia percaya bahwa DIA akan menjaga persaan dan keadaan pacarnya meskipun jauh dari dirinya.

semoga kisah ini bermanfaat dan menjadi pelajaran untuk kita semua, dan mohon maaf bila ada yang merasakan sesuatu atau merasa tidak enak bila kisah ini saya postingkan di fb. tujuan saya hanya ingin menyadarkan bahwa betapa menderitanya ketika kita sudah terjebak dalam KEMELEKATAN. Maka waspadalah ketika menjalin suatu hubungan sesama mahluk-Nya, jangan sampai dia menjadi TUHAN dari hubungan tersebut, sadarilah ada Dzat yang patut kita sembah dan hanya DIA yang maha kuasa atas semua yang terjadi dalam hidup ini.
Semoga kita selalu AWARE terhadap apa yang kita jalani dalam kehidupan ini, tidak ada yang abadi kecuali DIA yang Maha kekal yang senantiasa menjaga kehidupan kita…

Surat untuk kekasihKU

Untukmu yang selalu KUcintai….

Saat kau bangun dipagi hari, AKU memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepadaKU. Walalupun sepatah kata, meminta pendapatKU. Atau bersyukur kepadaKU atas suatu hal yang indah yang terjadi dalam hidupmu hari ini atau kemarin….

Tetapi AKU melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja. AKU kembali menanti saat engkau bersiap, AKU tahu aka nada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapaKU, tetapi terlalu sibuk….
Disuatu tempat, engkau duduk disebelah kursi selama lima belas menit tanpa melakukan apapun. Kemudian AKU melihat engkau menggerakkan kakimu. AKU berfikir engkau akan berbicara kepadaKU tetapi engkau berlalri ke telepon dan menelepon seseorang teman untuk mendengarkan gossip terbaru.

AKU melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan AKU menanti dengan sabar sepanjang hari. Dengan semua kegiatanmu AKU berfikir engkau terlalu sibuk mengucapkan sesuatu kepadaKU. Sebelum makan siang AKU melihatmu memandang kesekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepadaKU, itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu.

Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara menyebut namaKU dengan lembut sebelum menyantap rizki yang AKU berikan, tetapi engkau tidak melakukannya. Yah, tidak apa apa masih ada waktu yang tersisa dan AKU berharap engkau pulang ke rumah kelihatannya seakan akan banyak hal yang harus kau kerjakan.

Setelah tugasmu selesai, engkau menyalakan TV, AKU tidak tahu apakahkau suka menonton TV atau tidak, hanya saja engkau selalu kesana dan menghabiskan banyak waktu setiap hari di depannya, tanpa memikirkan apapun dan hanya menikmati acara yang ditampilkan.

Kembali AKU menanti dengan sabar saat engkau menonton TV dan menikmati makananmu tetapi kembali kau tidak berbicara kepadaKU.
Saat tidur KUpikir kau merasa terlalu lelah. Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ketempat tidur dan tertidur tanpa sepatahpun namaKU kau sebut. Tidak apa apa karena mungkin engkau tidak menyadari bahwa AKU selalu hadir untukmu.

AKU telah bersabar lebih dari yang kau sadari. AKU bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar terhadap orang lain. AKU sangat menyayangimu, setiap hari AKU menantikan sepatah kata, do’a, pikiran atau syukur dari hatimu.
Baiklah….. engkau bangun kembali dan kembali AKU menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberiku sedikit waktu untuk menyapaKU….

Tapi yang KU tunggu…. Ah tak juga kau menyapaKU.
Shubuh, Dzuhur, Ashar, Magrib, Isya dan Shubuh lagi kau masih mengacuhkan AKU. Tak ada sepatah kata, tak ada seucap do’a, dan tak ada rasa, tak ada harapan dan keinginan untuk bersujud kepadaKU…
Apakah salahKU padamu…??? Rizki yang KUlimpahkan, kesehatan yang KUberikan, harta yang KUrelakan, makanan yang KUhidangkan, anak anak yang KUrahmatkan, apakah hal itu tidak membuatmu ingat kepadaKU???
Percayalah AKU selalu mengasihimu, dan AKU tetap berharap suatu saat engkau akan menyapaKU, memohon perlindunganKU, bersujud menghadapKU….

Yang selalu menyertaimu setiap saat

ALLOH

mungkin teman teman juga tahu kenapa kata AKU memakai huruf besar (caps lock) ya, karena itu ditujukan bukan kepada mahkluk, tapi kepada Sang pencipta makhluk-Nya.
seberapa sering kita menyebut nama-Nya dala setiap langkah dan aktifitas keseharian kita?mungkin juga saya termasuk orang yang dimaksud oleh-Nya?

tulisan ini dikutip dari buku 'Nutrisi jiwa islamic food combaining for youre soul and mind'

(berbagai sumber)

Surat untuk kekasihKU

Untukmu yang selalu KUcintai….

Saat kau bangun dipagi hari, AKU memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepadaKU. Walalupun sepatah kata, meminta pendapatKU. Atau bersyukur kepadaKU atas suatu hal yang indah yang terjadi dalam hidupmu hari ini atau kemarin….

Tetapi AKU melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja. AKU kembali menanti saat engkau bersiap, AKU tahu aka nada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapaKU, tetapi terlalu sibuk….
Disuatu tempat, engkau duduk disebelah kursi selama lima belas menit tanpa melakukan apapun. Kemudian AKU melihat engkau menggerakkan kakimu. AKU berfikir engkau akan berbicara kepadaKU tetapi engkau berlalri ke telepon dan menelepon seseorang teman untuk mendengarkan gossip terbaru.

AKU melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan AKU menanti dengan sabar sepanjang hari. Dengan semua kegiatanmu AKU berfikir engkau terlalu sibuk mengucapkan sesuatu kepadaKU. Sebelum makan siang AKU melihatmu memandang kesekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepadaKU, itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu.

Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara menyebut namaKU dengan lembut sebelum menyantap rizki yang AKU berikan, tetapi engkau tidak melakukannya. Yah, tidak apa apa masih ada waktu yang tersisa dan AKU berharap engkau pulang ke rumah kelihatannya seakan akan banyak hal yang harus kau kerjakan.

Setelah tugasmu selesai, engkau menyalakan TV, AKU tidak tahu apakahkau suka menonton TV atau tidak, hanya saja engkau selalu kesana dan menghabiskan banyak waktu setiap hari di depannya, tanpa memikirkan apapun dan hanya menikmati acara yang ditampilkan.

Kembali AKU menanti dengan sabar saat engkau menonton TV dan menikmati makananmu tetapi kembali kau tidak berbicara kepadaKU.
Saat tidur KUpikir kau merasa terlalu lelah. Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ketempat tidur dan tertidur tanpa sepatahpun namaKU kau sebut. Tidak apa apa karena mungkin engkau tidak menyadari bahwa AKU selalu hadir untukmu.

AKU telah bersabar lebih dari yang kau sadari. AKU bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar terhadap orang lain. AKU sangat menyayangimu, setiap hari AKU menantikan sepatah kata, do’a, pikiran atau syukur dari hatimu.
Baiklah….. engkau bangun kembali dan kembali AKU menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberiku sedikit waktu untuk menyapaKU….

Tapi yang KU tunggu…. Ah tak juga kau menyapaKU.
Shubuh, Dzuhur, Ashar, Magrib, Isya dan Shubuh lagi kau masih mengacuhkan AKU. Tak ada sepatah kata, tak ada seucap do’a, dan tak ada rasa, tak ada harapan dan keinginan untuk bersujud kepadaKU…
Apakah salahKU padamu…??? Rizki yang KUlimpahkan, kesehatan yang KUberikan, harta yang KUrelakan, makanan yang KUhidangkan, anak anak yang KUrahmatkan, apakah hal itu tidak membuatmu ingat kepadaKU???
Percayalah AKU selalu mengasihimu, dan AKU tetap berharap suatu saat engkau akan menyapaKU, memohon perlindunganKU, bersujud menghadapKU….

Yang selalu menyertaimu setiap saat

ALLOH

mungkin teman teman juga tahu kenapa kata AKU memakai huruf besar (caps lock) ya, karena itu ditujukan bukan kepada mahkluk, tapi kepada Sang pencipta makhluk-Nya.
seberapa sering kita menyebut nama-Nya dala setiap langkah dan aktifitas keseharian kita?mungkin juga saya termasuk orang yang dimaksud oleh-Nya?

tulisan ini dikutip dari buku 'Nutrisi jiwa islamic food combaining for youre soul and mind'